Rabu, 23 Juli 2008 04:37 WIB
APARAT terkait di Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat, kabarnya lagi paniang (pening). Bukan karena korupsi atau kemaksiatan yang menjadi topik utama permasalahan umum kota di Indonesia namun karena ulah angkutan kota alias angkot.
Pemerintah setempat dibuat repot dengan angkot yang kabarnya menganggu kenyamanan sebagian masyarakat di sana. Angkot di Padang seperti sejumlah kota lainnya di Indonesia juga ikut "Merajai Jalanan". Namun bukan itu saja permasalahannya, ternyata angkot di Padang jauh lebih "gaul" lagi.
Selain karena angkotnya yang dicat warna-warni plus aksesoris juga karena volume musik dari dalam angkot yang menggelegar menyerupai volume musik diskotek. Selain itu hampir semua angkot di Padang menggunakan kaca film berwarna hitam tebal sehingga dari luar tak kelihatan rupa sopir dan penumpangnya. Guna menambah seru volume suara musik, beberapa angkot juga dilengkapi dengan LCD Tv lipat, CD player, dan sound system dari speaker yang lumayan ngebass.
Untuk tampilan luar, beberapa angkot terlihat dibuat ceper dengan interior ala tempat hiburan malam di Jakarta misalnya dengan memasang stiker warna-warni. Beberapa diantaranya menambahkan sejumlah tulisan seperti "Primadona", "Gadisku", "Yanti", "Jejaka", dan sebagainya.
Bahkan tren angkot gaul ini juga menjalar ke moda angkutan umum antara kota di Sumatera Barat. Ini bisa dilihat dari bus antar kota dari Padang ke Padang Panjang atau ke Kota Solok, nyaris menyerupai aksesoris angkot.
Menurut seorang pemandu wisata di Padang, Uchok, untuk selera musik angkot tak kalah dengan anak muda daerah lain. Lelaki berkumis tebal asal Medan ini mengatakan jenis musik angkot di Padang umumnya mengikuti selera pasar (selera penumpang). Misalnya, kata Uchok, kalau angkot tujuan sejumlah kampus di Padang biasanya lagu yang diputar adalah musik pop yang lagi tren seperti grup musik Nidji. Namun untuk angkot tujuan ke pasar umumnya lagu yang diputar adalah musik dangdut. "Semuanya sama, suara musiknya juga keras-keras, " jelasnya.
Menurut Uchok beberapa kali aparat terkait di Padang melakukan penertiban angkot. Tujuannya agar ada rasa nyaman penumpang angkot ketika menggunakan moda transportasi umum itu. Aparat juga dikabarkan kuatir angkot akan menimbulkan tindak kriminal dan menambah kecelakaan jalan raya. Pasalnya kaca film yang tebal bisa membuat jarak pandang terbatas, sehingga membuat kerawanan kecelakaan. Musik keras dalam mobil membuat orang yang tua bisa jantungan serta jika terjadi penodongan dalam oplet orang luar tidak mengetahuinya. (kompas.com-Persda Network/aco)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar