...Ramalan

Ramalan selalu memiliki dua sisi : skeptis dan sugestif.

Bagi yang skeptis, ramalan sering dicap omong kosong, mendahului kehendak Sang Pemilik Hidup, syirik, dan sebagainya. Tentu saja, ini sikap ini tidak keliru.

Namun, bagi yang sugestif dan cenderung percaya, ramalan menjadi daya yang menggairahkan, menarik untuk didiskusikan.

Mengapa?
Karena setiap orang ingin tahu apa yang sesungguhnya akan terjadi pada diri dan dunia yang dihidupinya.

Disini kita sedang mencoba memahami dan merasa-rasakan dalam diri sendiri, mengapa dua sisi percaya dan tidak percaya selalu menaungi pikiran kita setiap ramalan yang dimunculkan oleh seorang juru ramal, cenayang, paranormal, atau apapun namanya.

Secara nalar dan dengan menggunakan ilmu statistika sederhana, setiap orang memiliki peluang untuk menjadi peramal.

"Tahun depan akan banyak artis cerai, orang terkenal meninggal, bencana hebat, kecelakaan ini itu, dan sebagainya." Begitu kata para peramal.

Tanpa menjadi peramal pun, orang dengan mudahnya seharusnya bisa menyimpulkan fenomena umum yang selalu dijumpai setiap tahun di negeri ini. Maka, terhadap ramalan semacam ini kita cenderung menggunakan nalar dan akal sehat.

Namun ada yang percaya, ada beberapa orang yang dianugerahi kemampuan untuk menelisik dan meneropong kejadian-kejadian di masa datang. Namun akal sehat mengatakan, kemampuan seperti ini tetap tidak dapat menentukan secara eksak kapan suatu peristiwa akan terjadi karena itu tetap merupakan sebuah rahasia Illahi. Apalagi yang menyangkut umur manusia, nasib manusia, dan sebagainya.

Yang bisa didekati dengan ilmu pengetahuan, seperti gunung meletus, banjir, tentu saja jauh lebih meyakinkan dibandingkan dengan ramalan-ramalan. Gempa, sejauh ini belum bisa diprediksi. Kecelakaan, juga tak bisa diramalkan namun bisa dicegah.

Dari sini, sebenarnya kita hanya mau memberi ruang pada dimensi non fisik atau non-ilmiah pada setiap fenomena yang kita lihat. Hanya supaya kita menjadi lebih waspada dan hati-hati, bahwa nalar dan akal kita memiliki keterbatasan, dan mungkin kita membutuhkan bantuan orang lain untuk menerjemahkan setiap hal yang akan terjadi pada diri dan dunia di sekeliling kita (aloysius weha)

Tidak ada komentar: